Rabu, 12 Desember 2012

succes

Makin tua, aku makin menikmati Sabtu pagi. Mungkin karena adanya keheningan sunyi senyap sebab aku yang pertama bangun pagi, atau mungkin juga karena tak terkira gembiraku sebab tak usah masuk kerja. Apapun alasannya, beberapa jam pertama Sabtu pagi amat menyenangkan.

Beberapa minggu yang lalu, aku agak memaksa diriku ke dapur dengan membawa secangkir kopi hangat di satu tangan dan koran pagi itu di tangan lainnya. Apa yang biasa saya lakukan di Sabtu pagi, berubah menjadi saat yang tak terlupakan dalam hidup ini. Begini kisahnya.

Aku keraskan suara radioku untuk mendengarkan suatu acara Bincang-bincang Sabtu Pagi. Aku dengar seseorang agak tua dengan suara emasnya. Ia sedang berbicara mengenai seribu kelereng kepada seseorang di telpon yang dipanggil “Tom”. Aku tergelitik dan duduk ingin mendengarkan apa obrolannya.


“Dengar Tom, kedengarannya kau memang sibuk dengan pekerjamu. Aku yakin mereka menggajimu cukup banyak, tapi kan sangat sayang sekali kau harus meninggalkan rumah dan keluargamu terlalu sering. Sulit kupercaya kok ada anak muda yang harus bekerja 60 atau 70 jam seminggunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk menonton pertunjukan tarian putrimu pun kau tak sempat”.

Ia melanjutkan : “Biar kuceritakan ini, Tom, sesuatu yang membantuku mengatur dan menjaga prioritas apa yang yang harus kulakukan dalam hidupku”.

Lalu mulailah ia menerangkan teori “seribu kelereng” nya.” Begini Tom, suatu hari aku duduk-duduk dan mulai menghiitung-hitung. Kan umumnya orang rata-rata hidup 75 tahun. Ya aku tahu, ada yang lebih dan ada yang kurang, tapi secara rata-rata umumnya kan sekitar 75 tahun. Lalu, aku kalikan 75 ini dengan 52 dan mendapatkan angka 3900 yang merupakan jumlah semua hari Sabtu yang rata-rata dimiliki seseorang selama hidupnya. Sekarang perhatikan benar-benar Tom, aku mau beranjak ke hal yang lebih penting”.

“Tahu tidak, setelah aku berumur 55 tahun baru terpikir olehku semua detail ini”, sambungnya, “dan pada saat itu aku kan sudah melewatkan 2800 hari Sabtu. Aku terbiasa memikirkan, andaikata aku bisa hidup sampai 75 tahun, maka buatku cuma tersisa sekitar 1000 hari Sabtu yang masih bisa kunikmati”.

“Lalu aku pergi ketoko mainan dan membeli tiap butir kelereng yang ada. Aku butuh mengunjungi tiga toko, baru bisa mendapatkan 1000 kelereng itu. Kubawa pulang, kumasukkan dalam sebuah kotak plastik bening besar yang kuletakkan di tempat kerjaku, di samping radio. Setiap Sabtu sejak itu, aku selalu ambil sebutir kelereng dan membuangnya”.

“Aku alami, bahwa dengan mengawasi kelereng-kelereng itu menghilang, aku lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang betul-betul penting dalam hidupku. Sungguh, tak ada yang lebih berharga daripada mengamati waktumu di dunia ini menghilang dan berkurang, untuk menolongmu membenahi dan meluruskan segala prioritas hidupmu”.

“Sekarang aku ingin memberikan pesan terakhir sebelum kuputuskan teleponmu dan mengajak keluar istriku tersayang untuk sarapan pagi. Pagi ini, kelereng terakhirku telah kuambil, kukeluarkan dari kotaknya. Aku berfikir, kalau aku sampai bertahan hingga Sabtu yang akan datang, maka Allah telah meberi aku dengan sedikit waktu tambahan ekstra untuk kuhabiskan dengan orang-orang yang kusayangi”.

“Senang sekali bisa berbicara denganmu, Tom. Aku harap kau bisa melewatkan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang kau kasihi, dan aku berharap suatu saat bisa berjumpa denganmu. Selamat pagi!”

Saat dia berhenti, begitu sunyi hening, jatuhnya satu jarumpun bisa terdengar ! Untuk sejenak, bahkan moderator acara itupun membisu. Mungkin ia mau memberi para pendengarnya, kesempatan untuk memikirkan segalanya. Sebenarnya aku sudah merencanakan mau bekerja pagi itu, tetapi aku ganti acara, aku naik ke atas dan membangunkan istriku dengan sebuah kecupan.

“Ayo sayang, kuajak kau dan anak-anak ke luar, pergi sarapan”. “Lho, ada apa ini…?”, tanyanya tersenyum. “Ah, tidak ada apa-apa, tidak ada yang spesial”, jawabku, “Kan sudah cukup lama kita tidak melewatkan hari Sabtu dengan anak-anak ? Oh ya, nanti kita berhenti juga di toko mainan ya? Aku butuh beli kelereng.”

Sumber: Unknown (Tidak Diketahui)
Dikutip dari Indonesian groups

Dari setiap satu kelereng yang telah terbuang, apakah yang telah anda dapatkan ?

Apakah ……..
kesedihan
keraguan
kebosanan
rasa marah
putus asa
hambatan
permusuhan
pesimis
kegagalan ?

ataukah …….
kebahagiaan
kepercayaan
antusias
cinta kasih
motivasi
peluang
persahabatan
optimis
kesuksesan ?

Waktu akan berlalu dengan cepat. Tidak banyak kelereng yang tersisa dalam kantong anda saat ini. Gunakan secara bijak untuk memberikan kebahagiaan yang lebih baik bagi anda sendiri, keluarga, dan lingkungan anda.

Senin, 10 Desember 2012

pola dan sistem produksi pada ternak babi


Nama : Muhamad Najibulloh
NIM    : 23010112130098
Kelas   : B


POLA DAN SISTEM PRODUKSI PADA TERNAK BABI

Babi merupakan salah satu dari spesies ternak yang membutuhkan cara penanganan yang khusus dan memiliki cara- cara pemeliharaan yang mungkin berbeda dengan ternak-ternak yang lainya. Tata cara yangditerapkan satu peternak dengan peternak lain juga tidak  sama , sistem pemeliharaan babi secara umum dibagi menjadi dua yaitu  produksi anak babi (feeder pig) dan progam finishing
PRODUKSI ANAK BABI ( FEEDER PIG)
            Sistem produksi anak babi sering disebut feeder pig, pada sistem produksi ini  hasil utamanya adalah babi sapihan yang dijual untuk dibesarkan di peternak yang lain. Sistem ini membutuhkan bahan pakan yang relatif lebih sedikit tetapi membutuhkan tingkat kemampuan tatalaksana yang lebih tinggi agar penerapan usaha itu membawa hasil yang memuaskan. Tata laksana yang diterapkan meliputi  seleksi dan pemeliharaan kelompok yaitu pada saat kawin, melahirkan, serta pemeliharaan anak-anak yang lahir.
Tata laksana Bibit
            Kualitas babi feeder yang dihasilkan sangat ditentukan oleh kualitas dari kelompok bibit tersebut. Seleksi induk jantan dan betina peremajaan haruslah dari suatu litter yang jumlahnya banyak dan babi itu dipilih karena jumlah putingnya yang banyak, serta pertumbuhanya yang cukup cepat. Jumlah putung sangat menentukan jumlah anak yang akan dilahirkan, semakin banyak putingnya maka anak babi uang dilahirkan akan lebih banyak.
            Keberhasilan dalam usaha bibit ini sangat ditentukan pada besar kecilnya litter size, dengan demikian tata laksana yang berkaitan dengan perkawinan dan kebuntingan sangat penting. Untuk mencapai litter size yang tinggi biasanya babi itu dikawinkan pada birahi yang ke dua. Selain itu lingkat litter size yang tinggi dapat dicapai pula dengan :
1.      Penerapan Flushing pada babi betina yang bersangkutan. (flushing adalah pemberian pakan ekstra pada periode perkawinan.)
2.      Babi betina dikawinkan lebih dari satu dengan kali dengan pejantan yang telah diuji dan kualitasnya baik.
Penerapan tehnik dapat meningkatkan jumlah telur yang diovulasikan.caranya ialah jumlah pemberian pakan ditingkatkan selama 7 sampai dengan 10 hari ssebelum dan dan 4 sampai 8 hari setelah babi dikawinkan.
Perawatan induk saat melahirkan
            babi betina yang sudah memasuki masa beranak lima hari sebelumnya dipindahke kandang kelahiran, ini bertujuan agar babi dapat beradaptasi dengan lingkunganya.pada saat proses kelahiranpeternak harus meyakinkan bahwa membran yang keluar dari induk tidak menutup hidung anak babi sehinggatidak mengganggu pernapasan. Disamping itu peternak juga harus membantu induk bila setelah 6 sampai 8 jam kelahiran belum terlaksana. Pertolongan dapat dilakukan dengan memberikan suntikan oksitoksin, yaitu hormon yang dapat membantu kontraksi uterus dan merangsang pelepasan air susu.pemberian suntikan oksitoksin juga dilakukan setelah kelahiran jika induk babi tidak dapat memberikan air susu.
Tatalaksana babi muda setelah lahir
            Sehari setelah babi lahir gigi taring babi dipotong dan dikelompokkan berdasarkan waktu lahirnya. Kemudian memberikan suntikan zat besi dekstran dua sampai tiga hari setelah kelahiran, ini bertujuan untuk mencegah timbulnya anemia pada babi. Tanta diberikan pada telinga babi sebagai identitas babi tersebut. Ransum starter mulai disediakan 7 sampai 10 hari setelah lahir. Anak babi jantan di kastrasi kira-kira umur 2 minggu dan pada saat penyapihan bobot badan babi diharapkan sudah mencapai 10 kg. setelah itu babi dikelompokkan lagi berdasarkan berat badan dan jenis kelamin setelah itu dipindahkan ke kandang [embesaran.
Pemanfaatan persilangan pada usaha peternakan babi
            babi yang disilangkan biasanya adalah babi-babi komersil atau babi yang akan dipasarkan. Babi hasil persilangan merupakan babi yang lebih kuat dan lebih cepat tumbuh, dengan demikian babi yang dipasarkan dapat mencapai bobot yang lebih tinggi. selain itu babi yag disilangkan juga meniliki anak yang banyak
kelahiran ganda
            kelahiran babi dapat berlangsung 2 kali dalam setahun, ini memungkinkan pemanfaatan kandang dan peralatan secara maksimal. kelahiran ganda membutuhkan jadwal atau rencana pengelolaan yang baikguna merotasikan kelompok-kelompok babi betina hinga cocok dengan jadwal penggunaan kandang kelahiran. Babi betina yang akan melahirkan dalam 7 sampai 10 hari, dirotasikan ke kandang kelahiran kira-kira 3 atau 5 hari sebelum tibanya tangal kelahiran.
Berikut adalah contoh jadwal kelahiran 48 hari
Kelompok betina 
Tanggal kawin
Tanggal pindah kekandang kelahiran
Tanggal kelahiran
Tanggal di sapih
         
           A
Januari 1
Juni 3
April 19
September 20
April 24
September 20
Mei 29
Oktober 30

          B
Februari 12
Juli 22
Juni 7
November 7
Juni 12
November 12
Juli 17
Desember 17

          C
April 7
Desember 27
Juli 25
Desember 27
Juli 30
Januari 1
September 3
Februari 3

PROGAM FINISHING
                Progam finishing ini meliputi pertumbuhan dan finishing bagi babi-babi yang akan dipotong. Dalam progam ini tidak memelihara bibit akan tetapi Cuma penggemukan saja jadi yang harus diperhatikan adalah pakan yang diberikan. Pakan harus tersedia dalam jumlah yang banyak dengan harga yang terjangkau . usaha pembesaran dan finishing dari berat badan 20kg menjadi 90kg atau 100 kg membutuhkan waktu kurang lebih 10 sampai dengan 13 minggu dengan pakan sebanyak 250 sampai dengan 350 kg. konversi pakanya adalah sekitar 3.2 kg pakan untuk tiap kg pertumbuhan  berat badan.
Finishing dengan cara terkurung dan digembalakan
                Progam ini menggunakan bijian sereal dan padang lagum dapat mengurangi kebutuhan pakan serta kebutuhan akan kandang serta peralatanya. Cara ini memungkinkan penerapan secara mekanis dalam hal penanganan penyediaan pakan serta pembuangan kotoran sehingga dapat ditingkatkan keadaan sanitasi dan pengendalian penyakit.

Rabu, 05 Desember 2012


pola atau sistem produksi pada sapi potong

A.    PRODUKSI INDUK ANAK (Commercial Cow-Calf Producers )

adalah jumlah anak yang dapat disapih. Nantinya, pedet ini dapat digunakan dalam industri sapi potong yang lain, misalnya untuk tujuan breeding atau untuk penggemukan. Dengan demikian, program ini merupakan dasar dari program^program yang lainnya. Hal yang perhi diperhatikan dalam produksi induk-anak sapi potong yaitu tingkat reproduksi (fertilitas) induk, bobot lahir anak, bobot sapih anak, dan mortalitas anak sebelum disapih. Fertilitas induk dapat diukur dengan mengetahui:
1.      jumlah anak yang dilahirkan setiap tahun.
2.       jumlah anak yang lahir hidup per 100 induk yang dikawinkan.
3.       panjang periode kebuntingan.
4.       jumlah anak per kelahiran.
Sapi-sapi dalam program induk-anak dapat dipelihara di pastura (padang penggembalaan) atau dikandangkan. Kedua sistem pemeliharaan itu memiliki keuntungan dan kerugiaan tersendiri. Sistem penggembalaan akan mengurangi tenaga kerja. Sementara sistem dikandangkan dapat mengurangi modal dalam berinvestasi lahan untuk tanaman hijauan pakan tenak, tetapi biaya pakan dan tenaga kerja menjadi tinggi. Selain itu, kerugian dari sistem dikandangkan yaitu jumlah peralatan bertambah. Penyakit diare kerap timbul pada pedet yang dipelihara dalam kandang.

B  PEMBESARAN (Yearling-Stocker Operations)
Program pembesaran pedet bertujuan sebagai program finish atau ternak-ternak pengganti (replacement stock) induk maupun pejantan. Ternak-ternak stocker berasal dari ternak-temak program induk-anak. Keuntungan program stocker adalah:
1.      fleksibel, penyesuaian1besar usaha mudah dilakukan.
2.       risiko kematian relatif lebih kecil dibandingkan program induk-anak karena stacker merupakan sisa dari anak yang mati saat program induk-anak.
3.       perputaran modal lebih cepat, yaitu dalam waktu 4-6 bulan.
4.      dapat menggunakan hijauan relatif lebih banyak dan ongkos pertambahan bobot badan diharapkan serendah mungkin.
5.      peralatan yang dibutuhkan relatif sedikit dan sederhana.
B.     PENGEMUKKAN (Feedlots)
Program penggemukan merupakan suatu program yang menonjol 1kekhususannya dalam industri daging (beef). Tujuan penggemukan adalah untuk memperbaiki kualitas karkas/daging. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas daging adalah deposit lemak dalam karkas. Semakin tinggi kadar lemak, kadar air dalam karkas pun akan semakin menuran. Program ini mempunyai peluang untuk mendapatkan keuntungan atau kegagalan secara bersamaan. Beberapa hal yang menyebabkan kerugian adalah:
1.      pakan yang digunakan dalam program fattening relatif mahal karena pakan yang diberikan lebih banyak berupa konsentrat daripada hijauan.
2.       eflsiensi penggunaan pakan untuk penggemukan lebih rendah dibandingkan untuk pertumbuhan.
3.      fluktuasi harga dapat mengurangi keuntungan.

Senin, 26 November 2012


TUGAS PPIP
PENGEMBANGAN USAHA TERNAK SAPI POTONG
GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN DAGING DALAM NEGERI









Disusun oleh:

Nama              :Muhammad Najibulloh
NIM                :23010112130098
Kelas               :B





JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Daging merupakan salah satu penyumbang protein hewani, di samping susu dan telur.  Produksi daging sapi dalam negeri baru memenuhi 24% dari kebutuhan daging nasional. Kebutuhan daging sapi nasional saat ini sekitar 385,03 ton/tahun, sedangkan produksi daging nasional baru sekitar 249,92 ton/tahun. Artinya, masih terjadi kekurangan pasokan daging sapi sebesar 35,1%. Hal itu yang menyebabkan pemerintah sering melakukan impor daging sapi baik dalam bentuk ternak hidup, maupun daging beku.
Laju peningkatan populasi sapi potong relatif lamban, yaitu 4,23% pada tahun 2007 (Direktorat Jendral peternakan 2007). Kondisi tersebut menyebabkan sumbangan sapi potong terhadap produksi daging nasional rendah ( santi 2008) sehingga terjadi kesenjangan yang makin lebar antara permintaan dan penawaran. Dengan adanya pengembangan peternakan sapi potong dengan pola yang lebih intensif diharapkan kebutuhan daging nasional dapat terpenuhi tanpa harus mengimpor.
1.2. Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:
”Bagaimana upaya yang dilakukan peternak sapi agar dapat mengembangkan peternakan mereka sehingga dapat memenuhi kebutuhan daging nasional dan dapat swasembada daging”.

1.3 Tujuan
            Dari rumusan masalah diatas, maka penulis mengharapkan adanya tujuan yang di capai dalam pembuatan makalah ini:
1.        Meningkatkan kesejahteraan para peternak.
2.       peternak sapi di indonesia dapat lebih mengembangkan usaha peternakan mereka dengan sisten yang lebih modern dan intensif.
3.      Dapat memenuhi kebutuhan daging nasional.
1.4. Manfaat
           Manfaat yang dapat diperoleh dari pengembangan sapi potong adalah kebutuhan daging nasional dapat terpenuhi dan tidal lahi mengimpor daging dari luar.
BAB II
PEMBAHASAN
Ternak potong merupakan salah satu penghasil daging yang memiliki nilai gizi serta nilai ekonomi yang tinggi. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan akan konsumsi daging di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu diperlukan suatu usaha yang dapat mengimbangi meningkatnya kebutuhan daging. Salah satunya adalah dengan penggemukan sapi potong atau feedlot. 
Usaha pengemukan sapi potong merupakan salah satu usaha untuk mempercepat dan meningkatkan produksi, karena dengan usaha ini diharapkan hasil dari pertambahan berat badan tinggi dan efisien dan dapat  menghasilkan kualitas daging karkas yang lebih baik (Dyer and O’Mary, 1997). Feedlot atau penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi  dalam kandang tertentu, tidak dipekerjakan tetapi hanya diberi pakan dengan nilai nutrisi yang optimal untuk mendapatkan kenaikan berat badan dan kesehatan sapi yang maksimal (blakely dan bade,1991)
            Dalam usaha feedlot ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap produksinya, antara lain pengadaan pakan baik hijauan maupun konsentrat, penanggulangan penyakit, kebersihan kandang dan perawatan terhadap ternak, penanganan selama pemeliharaan dan pemasarannya. Selain faktor tersebut, faktor genetik yang meliputi bangsa, umur, berat badan dan jenis kelamin dapat mempengaruhi produksi dan kualitas daging yang dihasilkan (Anonim, 1996). Ternak akan dapat tumbuh secara normal jika bahan pakan yang diberikan mengandung protein, energi, mineral dan vitamin sesuai dengan tujuan peternakan (Tillman et al,1984).
            Kebutuhan protein dan energi pada sapi tergantung beberapa faktor, antara lain: berat hidup, usia sapi tersebut, kesehatan dari sapi tersebut, pertambahan berat badan dan konsumsi pakan. Dengan meningkatnya berat hidup, kebutuhan protein untuk pertambahan berat badan juga meningkat, apabila kebutuhan protein yang ada pada ransum kurang mencukupi maka akan menyebabkan nafsu makan turun, pertumbuhan lambat, kesehatan terganggu dan terjadi penurunan bobot badannya.
           Selain itu, dalam usaha penggemukan sapi potong diperlukan manajemen pakan yang baik, karena dengan pemberian pakan yang baik secara kualitas dan kuantitas maka ternak akan tumbuh dengan optimal, yang tentunya akan meningkatkan efisiensi pakan, sehingga biaya pakan pun akan lebih sedikit.
Jika semua peternak di indonesia mau menerapkan manejemen pengembangan sapi potong dengan baik dan benar maka indonesia tidak perlu lagi mengimpor daging dari luar dahkan tidak menutup kemungkinan buat swasembada daging.


BAB III
KESIMPULAN
           Sapi potong merupakan salah satu ternak terminansia yang mempunyai  kontribusi terbesar sebagai penghasil daging. Selama ini produksi daging sapi di indonesia belum mampu memenuhi permintaan dalam negeri yang cenderung terus meningkatung setiap tahunya. Untuk mengurangi impor yang berlebih maka peternak perlu mengembangkan usaha sapi potong mereka. Dalam usaha feedlot ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap produksinya, antara lain pengadaan pakan baik hijauan maupun konsentrat, penanggulangan penyakit, kebersihan kandang dan perawatan terhadap ternak, penanganan selama pemeliharaan,pemasaran dan faktor genetik.
           Kebutuhan energi dan protein sapi dipengaruhi oleh beberapa fakator yaitu antara lain: berat hidup, usia sapi tersebut, kesehatan dari sapi tersebut, pertambahan berat badan dan konsumsi pakan.
           Pengembangan usaha sapi potong diindonesia sangat diperlukan guna memenuhi kebutuhan daging dalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, J dan D.H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Terjemahan Bambang., S. Gajah Mada.
           Universitas Press. Jogyakarta.

Rabu, 12 September 2012

background before study in UNDIP

fp.undip.ac.id

undip.ac.id

guys.....

knalin nma q muhamad najibulloh, tpi panggil aja najib......
q skarang lge menempuh study q di salah satu pergurun tinggi paling terkenal di semarang..
low taw gag mana...?
yap bner banget, UNIVERSITAS DIPONEGORO.
Aku sedang menempuh s1 di universitas diponegoro, dan q plih fakultas peternakan..

lo pengen taw gag knapa q plih fakultas itu...?
alasan yang pertama sih krna salah nempatin prodi waktu registrasi online, sebenernya aku pengen masuk fakultas kedokteran hewan,,eeeh tpi malah ku ksh ke plihan yang ke 2,, lha yg peternakan itu yg no 1, makane yg ketrima peternakan jelasnya..

ya skarang lupain lah soal salah penempatan prodi,, ku jga seneng peternakan jdi gag terlalu nyesel2 bgt gt,, sbenernya sih aku mangkir dlu stahun bwat kerja,,z itung2 cri mdal lah bwt msuk kuliah,pertama aku kerja di purwakarta di perusahaan pembibitan ayam, disana q kerja jadi VAKSINATOR DAN POSTMORTEM,, wah pasti aneh bgt kan denger kata2 itu bagi yang belum knal dunia peternakan,,,
jadi kerjaku sebagai vaksinator dan postmortem tu aku jadi tukang suntik ayam,, ya gtulah gampanganya, yg vaksin ayam, ngambil sample2 bwat dkrim ke lab,, tpi krja'an rutin tiap harinya sih jadi tukang cari penyakit ayam,, jadi tiap hari aku kliling kandang bwat cri ayam2 yg mati, trus aku bedah bwat cari tau penyakitnya,, low dah tau penyekitnya laporan deh ke dokter hewanya........

guys segini dlu z bwat edisi pertama...
see u next time

tempat kerja in purwakarta


background before study in UNDIP

knalin nma q muhamad najibulloh, tpi panggil aja najib......
q skarang lge menempuh study q di salah satu pergurun tinggi paling terkenal di semarang..
low taw gag mana...?
yap bner banget, UNIVERSITAS DIPONEGORO.
Aku sedang menempuh s1 di universitas diponegoro, dan q plih fakultas peternakan..

lo pengen taw gag knapa q plih fakultas itu...?
alasan yang pertama sih krna salah nempatin prodi waktu registrasi online, sebenernya aku pengen masuk fakultas kedokteran hewan,,eeeh tpi malah ku ksh ke plihan yang ke 2,, lha yg peternakan itu yg no 1, makane yg ketrima peternakan jelasnya..

ya skarang lupain lah soal salah penempatan prodi,, ku jga seneng peternakan jdi gag terlalu nyesel2 bgt gt,, sbenernya sih aku mangkir dlu stahun bwat kerja,,z itung2 cri mdal lah bwt msuk kuliah,pertama aku kerja di purwakarta di perusahaan pembibitan ayam, disana q kerja jadi VAKSINATOR DAN POSTMORTEM,, wah pasti aneh bgt kan denger kata2 itu bagi yang belum knal dunia peternakan,,,
jadi kerjaku sebagai vaksinator dan postmortem tu aku jadi tukang suntik ayam,, ya gtulah gampanganya, yg vaksin ayam, ngambil sample2 bwat dkrim ke lab,, tpi krja'an rutin tiap harinya sih jadi tukang cari penyakit ayam,, jadi tiap hari aku kliling kandang bwat cri ayam2 yg mati, trus aku bedah bwat cari tau penyakitnya,, low dah tau penyekitnya laporan deh ke dokter hewanya........

guys segini dlu z bwat edisi pertama...
see u next time